Musik itu Menginspirasi semua orang

MY BLOG : Menyediakan berbagai informasi mengenai musik dan tari :) =D follow twitter saya di @fitriaayu_28s. follback, just mention :D

Jumat, 25 Januari 2013

Selamat Jalan Kekasih


  • Resah Rintik Hujan
    Yang Terhenti Menemani
    Sunyinya Malam Ini
    Sejak Dirimu Jauh Dari Pelukan

    Selamat Jalan Kekasih
    Kejarlah Cita Cita
    Jangan Kau Ragu Tuk Melangkah
    Demi Masa Depan
    Dari Segala Kemungkinan

    Jangan Kau Risaukan
    Air Mata Yang Jatuh Membasahiku
    Harunya Kau Mengerti
    Sungguh Besar Artimu Bagi Hidupku

    Selamat Jalan Kekasih
    Kejarlah Cita Cita
    Jangan Kau Ragu Tuk Melangkah
    Suatu Hari Nanti
    Kita Kan Bersama Lagi
    Bersama Lagi
    Kita Berdua

    Reff;
    Tiada Yang Harus Kau Ragukan
    Segalaku Untukmu
    Walau Kini Kita Berpisah
    Suatu Hari Nanti
    Kita Kan Bersama Lagi
    Bersama Lagi
    Kita Berdua

SEJARAH CRISYE


Bernama lengkap Chrismansyah Rahardi ini dilahirkan di Jakarta, 16 September 1949. Ia mulai aktif merintis karier musiknya di tahun 1968 saat bergabung sebagai basis dalam formasi Sabda Nada. Tahun 1968 - 1969 ia tergabung dalam Gipsy Band bersama Zulham Nasution, Keenan Nasution, Gauri Nasution, Onan dan Tami. Bersama kelompok Gipsy inilah Chrisye yang kala itu jadi vokalis sekaligus bassis sempat tercatat sebagai band penghibur di sebuah restoran Indonesia di New York. Sayangnya Gipsy pun tak dapat bertahan lama. Tahun 1970, bersama Gipsy Band pula, Chrisye sempat menggung di TIM Jakarta yang menghadirkan bintang tamu almarhum Mus Mualim.




Sekitar tahun 1977, Chrisye baru memulai karir solonya. Nampaknya bintang keberuntungan sedang bersinar terang karena dalam waktu singkat namanya langsung meroket sebagai vokalis andal saat menembangkan lagu karya James F. Sundah yang berjudul Lilin-lilin Kecil. Di saat yang sama ia juga memenangkan ajang "Lomba Karya Cipta Lagu Remaja Prambors" (LCLR). Hebatnya lagi, sepanjang kurun era 1980-an hingga memasuki tahun 2000, nama Chrisye tak pernah tenggelam. Hampir semua album yang dirilisnya selalu disambut baik di industri musik Indonesia.

Penghargaan:
Dalam beberapa dekade itu Chrisye sudah menyabet beragam pencapaian internasional seperti menjuarai ajang Enka Song Festival yang diadakan oleh Fuji T.V., Tokyo, Jepang serta menjadi Video Klip Pertama Indonesia yang ditayangkan di MTV Hong Kong lewat klip Pergilah Kasih . Selain segudang prestasi musik Chrisye juga ternyata punya talenta lain, karena ternyata ia pernah tercatat bermain dalam beberapa film layar lebar seperti "Seindah Rembulan" (1981) dan menjadi bintang tamu di "Gita Cinta dari SMA" (1981).

Lima (5) dari delapan belas (18) album solo yang telah dirilis Chrisye berhasil mendapatkan penghargaan musik paling bergengsi di Indonesia yang diadakan oleh perusahaan pabrik pita kaset kosong, HDX dan BASF. Diantaranya album Aku Cinta Dia, Hip Hip Hura, Kisah Cintaku dan Pergilah Kasih. Sedangkan sebuah tembang diciptakan Chrisye yang berjudul Lagu Cinta, yang dibawakan oleh Vina Panduwinata berhasil mendapat penghargaan sebagai lagu terbaik oleh BASF.

Selain mencatat sebagai penyanyi pop yang sangat sukses, Chrisye juga tercatat sebagai pencipta lagu. Ada lebih dari 80 lagu ciptaan Chrisye. Karena begitu banyak dan sudah lama, Chrisye tak lagi dapat mengingatnya. Yang pasti, beberapa lagu ciptaan Chrisye menjadi hit dibawakan oleh antara lain: Vina Panduwinata, Tika Bisono, Andi M. Matalatta, Utha Likumahua.

Nama Populer : Chrisye
Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 16 September 1949
Agama : I s l a m
Nama Orangtua : Bapak : (Alm) Laurens Rahadi Ibu : (Alm) Hana
Wafat : Jakarta, 30 Maret 2007 (57 tahun)
Dimakamkan : TPU Jeruk Purut, Jakarta Selatan

Pendidikan :
* Lulus SMA tahun 1967
* Teknik Arsitektur Tahun I (drop out)
* APP Trisakti Tahun III (drop out)

Chrisye (Jakarta 16 September 1949 – 30 Maret 2007) adalah seorang penyanyi Pop Indonesia. Mulai bermusik ketika bergabung sebagai pemain bass band Gipsy. Chrisye terkenal lewat lagu Lilin-lilin Kecil di tahun 1977 dan Badai Pasti Berlalu setelah bersolo-karir sebagai penyanyi.

Tahun 1995, Chrisye memperoleh BASF Legend Award atas pengabdiannya terhadap musik Indonesia selama ini. Pada tahun 2002, Chrisye mengeluarkan album Dekade di mana ia menyanyikan kembali sejumlah lagu lama.

Sejak 31 Juli 2005, Chrisye harus dirawat di rumah sakit di Singapura karena mengidap Kanker Paru-Paru. Chrisye meninggal dunia pada tanggal 30 Maret 2007 pukul 04.08 pagi di Jakarta akibat Kanker Paru-Paru yang dideritanya dan dimakamkan di TPU Jeruk Purut.

Chrisye - Lenny

Awal Suatu Percintaan
Sungguh Amat Mengasyikkan
Duaniapun Seakan
Menjadi Miliknya
Oh…Lenny Gadis Muda Remaja
Dimasa Puber Pertama
Mabuk Dilanda Cinta
Karena Kekasih Seorang Pemuda
Masa Kini Yang S'lalu Bersolek
Berdandan Ala Fantastik
Walaupun Drop Out Sekolah
Akhir Suatu Percintaan
Tak Terfikir Olehnya
Dan Ketika Harinya Datang
Ia Pun Menangis
Oh Lenny Janganlah Kau Sesali
Jalannya Kehidupan
Apapun Yang Terjadi
Biarkanlah Berlalu
Lupakan Semua
Hari Ini Bukan Jamannya Lagi
Tuk Merintih Dan Menangis
Menyesali Masa Lalu

Chrisye - Oh Cintaku


Kan kusadari yang terjadi
Tak sanggup rasanya hati ini
Cinta yang bukan sepenuhnya
Takkan mungkin membawa
Segala yang kudambakan
 
 
Reff;
Akankah terulang kisah lalu
Kenangan terlalu indah
Untuk dilupakan
Tak sanggup rasanya
Oohh… cintaku...
Tak pernah lagi kurasakan
Sebahagia waktu bersamamu
Mungkinkah kita kan kembali
Tuk menyatukan lagi
Cinta yang kini telah hilang
Betapa sedihnya hati ini
Seakan ingin menangis
Mengenang kembali
Waktu bersamamu
Oh…. Cintaku…

Chrisye - Menjadi Seperti Yang Kau Minta


Maafkan aku tak bisa memahami maksud amarahmu
Membaca dan mengerti isi hatimu
Ampuni aku yg telah memasuki kehidupan kalian
Mencoba mencari celah dalam hatimu
Aku tahu ku takkan bisa
Menjadi seperti yang engkau minta
Namun selama nafas berhembus aku kan mencoba
Menjadi seperti yang kau minta
Ampuni aku yang telah memasuki kehidupan kalian
Mencoba mencari celah dlm hatimu
Aku tahu ku takkan bisa
Menjadi yang seperti engkau minta
Namun selama nafas berhembus aku kan mencoba
Aku tahu dia yang bisa
Menjadi seperti yang engkau minta
Namun selama aku bernyawa aku kan mencoba
Menjadi seperti yang kau minta
Aku tahu ku takkan bisa
Menjadi seperti yg engkau minta
Namun selama nafas berhembus aku kan mencoba
Aku tahu dia yg bisa
Menjadi seperti yang engkau minta
Namun selama aku bernyawa aku kan mencoba
Menjadi seperti yang kau minta
Seperti yg kau minta
Aku kan mencoba menjadi seperti yg kau minta

Chrisye - Masa KeciL


(*)
Dikala sang mentari
Menyapa selamat pagi
Membawaku sejenak
Terbayang masa kecilku
Ceria dan penuh canda
Membuatku bahagia
Ohh…. Betapa indahnya
Masa waktu dulu
Kini semua
Menjadi suatu kenangan
Dan tak akan terlupa
Hingga ku besar nanti
Sang waktu telah berputar
Seiring dengan langkahku
Dan kini
Aku tlah tumbuh dewasa
Kembali ke (*)
Di suatu saat nanti
Semua menjadi cerita
Selamat tinggal masa kecil
Yang penuh bahagia

PERJALANAN KARER KOES PLUS


Kelompok ini dibentuk pada tahun 1969, sebagai kelanjutan dari kelompok “Koes Bersaudara”. Grup yang berasal dari Kelurahan Sendangharjo, Tuban, Jawa Timur ini merupakan alumnus SMK Negeri 1 Tuban dan pada akhirnya menjadi pelopor musik pop dan rock 'n roll, bahkan pernah dipenjara karena musiknya yang dianggap mewakili aliran politik kapitalis. Di saat itu sedang garang-garangnya gerakan anti kapitalis di Indonesia
.
- Era Orde Lama

Pada Kamis 1 Juli 1965, sepasukan tentara dari Komando Operasi Tertinggi (KOTI) menangkap kakak beradik Tony, Yon, dan Yok Koeswoyo dan mengurung mereka di penjara Glodok, kemudian Nomo Koeswoyo atas kesadaran sendiri, datang menyusul, perlu dicatat Nomo Koeswoyo senang sekali berkelana ke banyak daerah. Adik Alm Tony Koeswoyo itu rupanya memilih "mangan ora mangan kumpul" ketimbang berpisah dari saudara-saudara tercinta. Adapun kesalahan mereka adalah karena selalu memainkan lagu - lagu The Beatles yang dianggap meracuni jiwa generasi muda saat itu. Sebuah tuduhan tanpa dasar hukum dan cenderung mengada ada, mereka dianggap memainkan musik "ngak ngek ngok" istilah Pemerintahan berkuasa saat itu, musik yg cenderung imperialisme pro barat. Dari penjara justru menghasilkan lagu-lagu yang sampai saat sekarang tetap menggetarkan, "Didalam Bui", "jadikan aku dombamu", "to the so called the guilties", dan "balada kamar 15". 29 September 1965, sehari sebelum meletus G 30 S-PKI, mereka dibebaskan tanpa alasan yang jelas.belakangan setelah Peristiwa itu berlalu,Koes Bersaudara yang masih hidup dan menginjak usia tua melakukan testimoni di depan pemirsa acara talkshow KICK ANDY (Metro TV)pada akhir 2008 bahwa di balik penangkapan mereka sebenarnya pemerintahan Soekarno menugaskan mereka dalam sebuah operasi Kontra Intelejen guna mendukung gerakan Ganyang Malaysia.
 
-Dari Koes Bersaudara menjadi Koes Plus

Dari kelompok Koes Bersaudara ini lahir lagu-lagu yang sangat populer seperti “Bis Sekolah”,“ Di Dalam Bui”, “Telaga Sunyi”, “Laguku Sendiri” dan masih banyak lagi. Satu anggota Koes Bersaudara, Nomo Koeswoyo keluar dan digantikan Murry sebagai drummer. Walaupun penggantian ini awalnya menimbulkan masalah dalam diri salah satu personalnya yakni Yok yang keberatan dengan orang luar. Nama Bersaudara seterusnya diganti dengan Plus, artinya plus orang luar: Murry.
Sebenarnya lagu-lagu Koes Bersaudara lebih bagus dari segi harmonisasi ( seperti lagu “Telaga Sunyi”, “Dewi Rindu” atau “Bis Sekolah”) dibanding lagu-lagu Koes Plus. Saat itu Nomo, selain bermusik juga mempunya pekerjaan sampingan. Sementara Tonny menghendaki totalitas dalam bermusik yang membuat Nomo harus memilih. Akhirnya Koes Bersaudara harus berubah. Kelompok Koes Plus dimotori oleh almarhum Tonny Koeswoyo (anggota tertua dari keluarga Koeswoyo). Koes Plus dan Koes Bersaudara harus dicatat sebagai pelopor musik pop di Indonesia. Sulit dibayangkan sejarah musik pop kita tanpa kehadiran Koes Bersaudara dan Koes Plus.
Tradisi membawakan lagu ciptaan sendiri adalah tradisi yang diciptakan Koes Bersaudara. Kemudian tradisi ini dilanjutkan Koes Plus dengan album serial volume 1, 2 dan seterusnya. Begitu dibentuk, Koes Plus tidak langsung mendapat simpati dari pecinta musik Indonesia. Piringan hitam album pertamanya sempat ditolak beberapa toko kaset. Mereka bahkan mentertawakan lagu “Kelelawar” yang sebenarnya asyik itu.
Kemudian Murry sempat ngambek dan pergi ke Jember sambil membagi-bagikan piringan hitam albumnya secara gratis pada teman-temannya. Dia bekerja di pabrik gula sekalian main band bersama Gombloh dalam grup musik Lemon Trees. Tonny yang kemudian menyusul Murry untuk diajak kembali ke Jakarta. Baru setelah lagu “Kelelawar” diputar di RRI orang lalu mencari-cari album pertama Koes Plus. Beberapa waktu kemudian lewat lagu-lagunya “Derita”, “Kembali ke Jakarta”, “Malam Ini”, “Bunga di Tepi Jalan” hingga lagu “Cinta Buta”, Koes Plus mendominasi musik Indonesia waktu itu.
Kiblat Musik Pop Indonesia
Dengan adanya tuntutan dari produser perusahaan rekaman maka group-group lain yang “seangkatan” seperti Favourites, Panbers, Mercy's, D'Lloyd menjadikan Koes Plus sebagai “kiblat”, sehingga group-group ini selalu meniru apa yang dilakukan Koes Plus, pembuatan album di luar pop Indonesia, seperti pop melayu dan pop jawa menjadi trend group-group lain setelah Koes Plus mengawalinya.
"Seandainya kelompok ini lahir di Inggris atau AS bukan tidak mungkin akan menggeser popularitas Beatles"[rujukan?]
“Lagu Nusantara I” (Volume 5), “Oh Kasihku” (Volume 6), “Mari-Mari” (Volume 7), “Diana” dan “Kolam Susu” ( Volume 8) merajai musik pop waktu itu. Puncak kejayaan Koes Plus terjadi ketika mereka mengeluarkan album Volume 9 dengan lagu yang sangat terkenal “Muda-Mudi” (yang diciptakan Koeswoyo, bapak dari Tonny, Yon dan Yok). Disusul lagu “Bujangan” dan “Kapan-Kapan” dari volume 10. Masih berlanjut dengan lagu “Nusantara V” dari album Volume 11 dan “Cinta Buta” dari album Volume 12.
Bersamaan dengan itu Koes Plus juga mengeluarkan album pop Jawa dengan lagu yang dikenal dari tukang becak, ibu-ibu rumah tangga, hinga anak-anak muda, yaitu “Tul Jaenak” dan “Ojo Nelongso”. Belum lagi lagu mereka yang berirama melayu seperti “Mengapa”, “Cinta Mulia” dan lagu keroncongnya yang berjudul “Penyanyi Tua”. Sayang sekali di setiap album yang mereka keluarkan tidak ada dokumentasi bulan dan tahun, sehingga susah melacak album tertentu dikeluarkan tahun berapa. Bahkan tidak ada juga kata-kata pengantar lainnya. Album mereka baru direkam secara teratur mulai volume VIII setelah ditandatangani kontrak dengan Remaco. Sebelumnya perusahaan yang merekam album-album mereka adalah “Dimita”.
Pada tahun 1972-1976 udara Indonesia benar-benar dipenuhi oleh lagu-lagu Koes Plus. Baik radio atau orang pesta selalu mengumandangkan lagu Koes Plus. Barangkali tidak ada orang-orang Indonesia yang waktu itu masih berusia remaja yang tidak mengenal Koes Plus. Kapan Koes Plus mengeluarkan album baru selalu ditunggu-tunggu pecinta Koes Plus dan masyarakat umum.
Tahun 1972 Koes Plus sempat menjadi band terbaik dalam Jambore Band di Senayan. Semua peserta menyanyikan lagu Barat berbahasa Inggris. Hanya Koes Plus yang berani tampil beda dengan menyanyikan lagu “Derita” dan “Manis dan Sayang”.

 
- Rekor Album

Dari informasi yang dikirim seorang penggemar Koes Plus, ternyata prestasi Koes Plus memang luar biasa. Pada tahun 1974 Koes Plus mengeluarkan 22 album, yaitu terdiri dari album lagu-lagu baru dan album-album "the best" termasuk album-album instrumentalia, yang dibuat dari instrument asli Koes Plus atau rekaman "master" yang kemudian diisi oleh permainan saxophone Albert Sumlang, seorang pemain dari group the Mercy's. Jadi rata-rata mereka mengeluarkan 2 album dalam satu bulan. Tahun 1975 ada 6 album. Kemudian tahun 1976 mereka mengeluarkan 10 album. Mungkin rekor ini pantas dicatat di dalam Guinness Book of Record. Dan hebatnya, lagu-lagu mereka bukan lagu ‘asal jadi’, tetapi memang hampir semua enak didengar. Bukti ini merupakan jawaban yang mujarab karena banyak yang mengkritik lagu-lagu Koes Plus cuma mengandalkan “tiga jurus”: kunci C-F-G.
Karena banyak jasanya dalam pengembangan musik, masyarakat memberikan tanda penghargaan terhadap prestasinya menjadi kelompok legendaris dengan diberikannya tanda penghargaan melalui "Legend Basf Award, tahun 1992.Prestasi yang dimiliki disamping masa pengabdiannya dibidang seni cukup lama, produk hasil ciptaan lagunya pun juga memadai karena sejak tahun 1960 sampai sekarang berhasil menciptakan 953 lagu yang terhimpun dalam 89 album. Prestasi hasil ciptaan lagu untuk periode kelompok Koes Bersaudara sebanyak 203 lagu (dalam 17 album),sedang untuk periode kelompok Koes Plus sebanyak 750 lagu dalam 72 album (Kompas,13 September 2001).
Salah satu anggota Koes Plus mengatakan bahwa mereka dibayar sangat mahal pada masa jayanya. Yon mengungkapkan bahwa pada tahun 1975 mereka manggung di Semarang. "Waktu itu pada tahun 1975, kami telah dibayar Rp 3 juta saat pentas di Semarang," kenang dia. Padahal, saat itu harga sebuah mobil Corona tahun 1975 kira-kira Rp 3,750 juta. Bila dikurs saat ini bayaran tersebut kurang lebih sama dengan Rp 150 juta.(Suara Merdeka, 4 Mei 2001)
Waktu itu, Rp 3,5 juta sangat tinggi, mengingat mobil sedan baru Rp 3 juta. Jika dikurskan dengan nilai uang sekarang, jumlah itu sama dengan Rp 200 juta sampai Rp 300 juta. Jumlah penonton melimpah ruah tidak seperti sekarang, kenang Yon. (Suara Merdeka, 23 Oktober 2001).
Setelah itu popularitas Koes Plus mulai redup. Mungkin karena generasi sudah berganti dan selera musiknya berubah. Koes Plus vakum sementara dan Nomo masuk lagi menggantikan Murry, sekitar akhir 1976-an. Koes Bersaudara terbentuk lagi dan langsung ngetop dengan lagunya “Kembali” yang keluar tahun 1977. Murry bersama groupnya Murry's Group juga cukup menggebrak dengan lagunya “Mamiku-papiku”. Tidak bertahan lama tahun 1978 kembali terbentuk Koes Plus. Lagu barunya, “Pilih Satu” juga langsung populer. Setelah itu keluar lagu “Cinta”, dengan aransemen orchestra, yang benar-benar berbeda dengan lagu Koes Plus yang lain. Kemudian populer juga album melayu mereka yang memuat lagu “Cubit-Cubitan” dan “Panah Asmara”. Tetapi Koes Plus generasi ini tidak lagi sepopuler sebelumnya. Walaupun, kalau disimak lagu-lagu yang lahir setelah 1978, masih banyak lagu mereka yang bagus.
Nasib Koes Plus kini sangat tragis. Seperti kata Yon suatu ketika bahwa Koes Plus hanya besar namanya tetapi tidak punya apa-apa. Ucapan ini memang pas untuk mewakili keadaan personel Koes Plus. Mereka tidak mendapatkan uang dari hasil penjualan kaset yang berisi lagu-lagu lama mereka. Tidak seperti para penyanyi/pemusik masa kini yang gaya hidupnya “wah” karena dari segi finansial pendapatannya sebagai penyanyi/pemusik cukup terjamin. Begitu juga bekas group-group tersohor seperti Beatles, atau Led Zeppelin, mereka hidup dengan enak hanya dari royalti kaset/VCD/CD/DVD yang mereka hasilkan. Sampai anak-anak dan istri mereka pun menikmati kelimpahan finansial ini.
Koes Plus hanya dibayar sekali untuk setiap album yang dihasilkan. Tidak ada royalti, tidak ada tambahan fee untuk setiap CD/kaset yang terjual. Maka tidak heran ketika tahun 1992 Yon harus jualan batu akik untuk menghidupi rumah tangganya. Sementara kaset dan CD lagunya masih laris terjual di Indonesia. Sekarang pun di usianya yang ke-63 Yon dan kawan-kawan (Murry beberapa kali tidak tampil karena sakit) membawa nama Koes Plus harus manggung untuk mendapatkan uang. Dengan sisa-sisa suara dan kekuatannya mereka harus menjual suara dan tenaganya. Yon memang tidak merasakan ini sebagai beban. Dia bersyukur lagunya masih dicintai orang. Tetapi kita prihatin mendengar kabar seperti ini.

Koes Plus - Main belakang



Bukan mainan, kata-kata kasih sayang
Yang kau ucapkan dari hatimu yang dalam
Pasti tersimpan di dalam hati terkesan
Menjadi palang kasih beribu yang datang

Main belakang,
Atau haruskah kubiarkan
Gadis secantik bernasib malang
Kekasihnya main belakang

Bukan karangan atau kisah petualang
Yang menyebabkan aku ikut perhatian
Kan ku katakan tiada satu kenyataan
Yang lebih indah seperti dalam impian

Main belakang,
Atau haruskah kubiarkan
Gadis secantik bernasib malang
Kekasihnya main belakang

Kan ku katakan tiada satu kenyataan
Yang lebih indah seperti dalam impian

Main belakang,
Atau haruskah kubiarkan
Gadis secantik bernasib malang
Kekasihnya main belakang

Koes Plus - Tiba-tiba ku menangis



Jauh malam hari
Sayup ku dengar kenari
Ku duduk sendiri
Hatiku rindu mentari

Tiba-tiba ku menangis
Sedih hatiku sedih
Mengapa ku begini
Ku tiada pernah mengerti
Pergi mengapa pergi
Mungkinkah kau kembali

Jauh malam hari
Hujan rintikpun kembali
Lonceng kecilpun berbunyi
Mungkin hari t’lah hampir pagi

Tiba-tiba ku menangis
Sedih hatiku sedih
Mengapa ku begini
Ku tiada pernah mengerti
Pergi mengapa pergi
Mungkinkah kau kembali

Tiba-tiba ku menangis
Sedih hatiku sedih
Mengapa ku begini
Ku tiada pernah mengerti
Pergi mengapa pergi
Mungkinkah kau kembali

Koes Plus - Kolam susu



Bukan lautan hanya kolam susu
Kail dan jala cukup menghidupi dirimu
Tiada badai tiada topan kau temui
Ikan dan udang menghampirimu

Bukan lautan hanya kolam susu
Kail dan jala cukup menghidupi dirimu
Tiada badai tiada topan kau temui
Ikan dan udang menghampiri dirimu

Orang bilang tanah kita tanah surga
Tongkat kayu dan batu jadi tanaman
Orang bilang tanah kita tanah surga
Tongkat kayu dan batu jadi tanaman

Orang bilang tanah kita tanah surga
Tongkat kayu dan batu jadi tanaman
Orang bilang tanah kita tanah surga
Tongkat kayu dan batu jadi tanaman

Bukan lautan hanya kolam susu
Kail dan jala cukup menghidupi dirimu
Tiada badai tiada topan kau temui
Ikan dan udang menghampiri dirimu

Bukan lautan hanya kolam susu
Kail dan jala cukup menghidupi dirimu
Tiada badai tiada topan kau temui
Ikan dan udang menghampiri dirimu

Koes Plus - Kembali ke Jakarta


Disana rumahku
Dalam kabut biru
Hatiku sedih di hari minggu

Disana kasihku
Berdiri menunggu
Di batas waktu yang menentu

Ke Jakarta aku kan kembali
Walaupun apa yang kan terjadi
Ke Jakarta aku kan kembali
Walaupun apa yang kan terjadi

Pernah ku alami
Hidupku sendiri
Temanku pergi dan menjauhi

Tak mampu menanti
Ku harus mencari
Atau ku tiada di kenal lagi

Ke Jakarta aku kan kembali
Walaupun apa yang kan terjadi
Ke Jakarta aku kan kembali
Walaupun apa yang kan terjadi

Jakarta..
Jakarta..

Koes Plus - Bunga di tepi jalan

 
Suatu kali ku temukan
Bunga di tepi jalan
Siapa yang menanamnya
Tak seorang pun mengira

Bunga di tepi jalan
Alangkah indahnya
Oh kasihan.. kan ku petik
Sebelum.. layu

Di sekitar belukar
Dan rumput gersang
Seorang pun takkan mau
Memperhatikan

Biarlah kan kuambil
Penghias rumahku
Oh kasihan.. kan ku petik
Sebelum.. layu

Di sekitar belukar
Dan rumput gersang
Seorang pun takkan mau
Memperhatikan

Biarlah kan kuambil
Penghias rumahku
Oh kasihan.. kan ku petik
Sebelum.. layu

Jumat, 18 Januari 2013

Kpop Sudah Ada Sejak Jaman Dinasti Joseon


Musik Kpop (Korean Pop) atau Musik Pop Korea, sudah dikenal sejak tahun 1930an. Berbagai sumber literatur menyebutkan, Kpop pertama kali muncul pada tahun 1930 akibat masuknya musik pop Jepang yang juga turut memengaruhi unsur-unsur awal musik pop di Korea.

Penjajahan Jepang atas Korea juga membuat genre musik Korea tidak bisa berkembang dan hanya mengikuti perkembangan budaya pop Jepang pada saat itu. Pada tahun 1950-an dan 1960-an, pengaruh musik pop barat mulai masuk dengan banyaknya pertunjukkan musik yang diadakan oleh pangkalan militer Amerika Serikat di Korea Selatan.

Musik Pop Korea awalnya terbagi menjadi genre yang berbeda-beda, pertama adalah genre "oldies" yang dipengaruhi musik barat dan populer di era 60-an. Pada tahun 1970-an, musik rock diperkenalkan dengan pionirnya adalah Cho Yong-pil. Genre lain yang cukup digemari adalah musik Trot yang dipengaruhi gaya musik enka dari Jepang. Kemudian jadi satu kesatuan sejak popularitasnya berkembang mulai tahun 2000.

Namun siapa sangka ternyata musik Kpop ini sudah ada sejak jaman dinasti Joseon 600 tahun yang lalu!

Adalah seorang ahli sejarah Profesor Kim Hong Seok yang menjelaskan bahwa musik Kpop ini sudah ada sejak era Joseon berkuasa di Korea Selatan. Prof.Kim mengklaim menemukan beberapa fakta dari data-data dan artepak sejarah yang menghubungkan musik Kpop dengan Dinasti Joseon.

Koreografi yang sekarang banyak diperagakan oleh group Kpop sudah diprediksi dalam catatan sejarah "Samgukji Wuiji Dongijeon". Disana ditemukan beberapa kalimat yang menunjukan perkembangan musik era Joseon dimasa depan diantaranya:
  • “Namyeo Gunchuigamu” yang artinya laki-laki dan perempuan berkumpul untuk menikmati musik dan tari
  • “Sujocksangeung” yang artinya menggerakkan lengan dan kaki beriringan
  • “Dapjijeoang” yang artinya gerakan berlari di tempat dengan kedua kaki
Menurut Profesor Kim Hong Seok "variasi genre musik yang ada berasal dari Jangagwon di Joseon, dan ada genre tertentu dari musik sekarang yang bisa membawa kepada akar sumbernya" Dia menunjukan beberapa gambar artepak yang menyerupai gerakan tarian beberapa group Kpop sekarang.